Saturday 7 December 2013

Mengenal Ikan Salai Patin Desa Penyasawan Kabupaten Kampar

Pengertian Ikan Salai

      Ikan Asap Ikan salai atau ikan asap adalah ikan basah yang masih segar lalu dikeringkan dengan proses penyalaian (pengasapan) yang dilakukan selama kurang lebih 1-2 hari. Proses pembuatan ikan salai ini merupakan salah satu cara tradisional yang dilakukan masyarakat di beberapa daerah di Riau dan Sumatera Barat untuk mengawetkan hasil tangkapan ikan yang diperoleh.
 Proses ini selain membuat ikan lebih tahan lama untuk disimpan, juga rasa ikan lebih nikmat dan tidak mengurangi protein yang ada pada ikan tersebut. Pengasapan ikan ialah proses pengaplikasian asap dari kayu untuk memberikan citarasa asap pada ikan atau bag ian dari ikan seperti fillet. Selain itu juga untuk mengeringkan ikan secara parsial. Pengasapan dilakukan untuk menghasilkan produk ikan asap dan memperpanjang masa simpan produk. Pengaruh pengawetan dari asap kemungkinan besar disebabkan oleh adanya sejumlah komponen fenolik, nitrit dan formaldehida. Prinsip utama pengawetan dengan pengasapan ialah mengurangi aktivitas air sebagai akibat dari adanya garam dan tingkat pengeringan.
       Penyelaian ikan di didesa Penyasawan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Proses pembuatan ikan salai tradisional tidak menggunakan bahan pengawet dan pewarna selama pengerjaannya. Salah satu desa penghasil ikan asap adalah desa Penyasawan di kecamatan Kampar kabupaten Kampar. Di desa ini terdapat sekitar sembilan pengolah yang mengusahakan usaha pengolahan ikan salai Patin, yang tiap-tiap pengolah memproduksi sekitar 500 kg ikan Patin segar menjadi ikan salai Patin perminggunya. Produk-produk ikan salai Patin ini dipasarkan dipasar-pasar sekitar kabuptaen Kampar (pasar Air Tiris, pasar Teratak Buluh, pasar Kampar, pasar Bangkinang, dan pasar Kuok) dan luar kabupaten Kampar (Lubuk Jambi, Taluk Kuantan, Pangkalan Kerinci, Pekanbaru, Batam, Dumai, dan Duri).
Proses pengolahan ikan salai patin
   
      Proses pengolahan ikan salai Patin, dimulai dari ikan Patin segar yang dibeli dari pembudidaya ikan atau melalui pedagang ikan, kemudian disortir menurut ukuran, dan setelah itu dilakukan penyiangan dan pencucian. Ikan-ikan yang telah bersih direndam dalam larutan asam cuka dalam ember/baskom selama 10 – 15 menit dan ditiriskan setelah itu. Selanjutnya ikan-ikan disusun secara merata di atas salayan (para-para). Sebelum penyalaian ikan dilakukan, terlebih dahulu hidupkan api pada kayu bakar dengan cara menyiram kayu bakar dengan minyak tanah, lalu disulut dengan api. Biarkan dulu api menyala sampai keadaan nyala api stabil, baru ikan-ikan diatas salayan ditaruh diatas tempat pengasapan atau penyalaian dan ditutup dengan seng agar asap kayu tidak menyebar dan meresap dikulit ikan Patin.
       Selama penyalaian ikan-ikan dibolak balik agar panas dan asap merata pada kedua sisi ikan sampai kering. Lama proses pengasapan berlangsung kurang lebih 24 jam atau sampai ikan sudah berwarna kuning atau coklat keemasan. Setelah itu api dipadamkan dan ikan-ikan dibiarkan sampai dingin. Ikan-ikan penyalaian selanjutnya diangkat dari penyalaian, lalu kemudian dikemas dan siap dipasarkan. Ikan-ikan masih dikemas secara sederhana dalam kardus. Dalam satu kali proses produksi dengan bahan ikan Patin segar sebanyak 500 kg menghasilkan ikan salai Patin sekitar 150 kg. Pengolah biasanya mengasap 500 kg ikan patin segar akan menghasilkan rata-rata 150 kg ikan salai patin.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...